Monday, September 19, 2011

Penyusunan Rencana Keuangan pada Usaha Perdagangan


“Bagaimana membagi keuangan berdasarkan pos masing-masing? Contoh: untuk biaya sales, promosi, untuk laba/keuntungan”.

—————

Perencanaan keuangan yang akan dibahas berikut ini dikaitkan dengan usaha perdagangan, sehingga dapat memberi gambaran bagaimana melakukan perencanan keuangannya.

Perencanaan Keuangan.
Perencanaan keuangan yang baik, dapat merupakan sebagian dari keberhasilan itu sendiri. Awal dari keberhasilan dimulai dari perencanaan yang baik.  Berikut ini contoh sederhana bagaimana perencanaan keuangan, yang dikaitkan dengan usaha distributor/perdagangan snack.
            Katakan pada tahun yang akan datang Anda merencanakan  untuk mendistribusikan 12 ton atau 12.000 kg snack kepada pelanggan. Jika dibagi dalam 12 bulan maka diperkirakan 1000 kg setiap bulan. Apabila harga belinya Rp 2.000 per kg dan Anda merencanakan menjual dengan harga Rp 2.500 per kg, sedangkan biaya pemesanan seperti transport, dll adalah Rp 200.000 per bulan atau Rp 2.400.000 per tahun, maka perhitungan perencanaan keuntungan tahun 2008 setelah diperhitungkan biaya administrasi dan umum Rp. 600.000, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:

Perencanaan Keuangan Tahun 2008
No
Uraian
Satuan/kg
Harga
Total Nilai
%
1
Penjualan
12.000
2.500
30.000.000
100
2
Pembelian
12.000
2.000
24.000.000
80
3
Laba Kotor (3=2-1)


6.000.000
20
4
Biaya Penjualan


2.400.000
8
5
Baiya Administrasi/umum


600.000
2
6
Laba (6=3-4-5)


3.000.000
10

            Perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa, keuntungan sebelum pajak tahun 2008 adalah sebesar Rp 3.000.000 atau 10 % dari jumlah barang yang dijual senilai Rp 30.000.000. Kita baru saja merencanakan keuntungan dengan mengandaikan barang dagangan Anda, hanya satu jenis saja.

Keuntungan per Jenis Barang
Permasalahannya adalah bagaimana merencanakan keuntungan, apabila barangnya ada beberapa jenis. Kita asumsikan saja barang dagangan ada 3 jenis. Masing-masing snack A, snack B dan snack C. Pada tahun 2008 yang akan datang direncanakan akan menjual barang snack A 5.000 kg, snack B 4.000 kg dan snack C 3.000 kg. Harga beli masing-masing snack sbb: snack A Rp 1.800, snack B Rp 2.100 dan snack C Rp 2.200. Pada tahun 2008 direncanakan untuk menjual dengan harga masing-masing snack A Rp 2.400, snack B Rp 2.550 dan snack C Rp 2.600. Biaya penjualan yang ditanggung adalah Rp 2.400.000 dan biaya administrasi dan umum Rp 600.000, maka perhitungan perencanaan keuntungan pada tahun 2008 dapat terlihat pada tabel berikut ini:

Perencanaan Keuntungan Tahun 2008
No.
Uraian
Satuan/Kg
Harga
Total Nilai
%
1
Penjualan  Snack A
5000
2.400
12.000.000

2
                   Snack B
4000
2.550
10.200.000

3
                   Snack C
3000
2.600
7.800.000

4
Total Penjualan


30.000.000
100
5
Pembelian Snack A
5000
1.800
9.000.000

6
                    Snack B
4000
2.100
8.400.000

7
                    Snack C
3000
2.200
6.600.000

8
Total Pembelian


24.000.000
80.0
9
Laba Kotor 9=4-8


6.000.000
20.0
10
Biaya Penjualan


2.400.000
8.0
11
Biaya Administrasi / umum


600.000
2.0
12
Laba (12=9-10-11)


3.000.000
10.0

Berdasarkan perhitungan per jenis snack pada tabel di atas, diperoleh keuntungan sebelum pajak tahun 2008 sebesar Rp 3.000.000 atau 10.0 % dari jumlah barang yang dijual senilai Rp 30.000.000.
Perencanaan Barang.
Kalau meneliti lebih dalam lagi, apa yang menarik dari kedua perhitungan  keuntungan di atas adalah keuntungan perjenis barang/produk yang berbeda. Mari kita lihat tabel berikut ini:
Keuntungan Per Produk Snack
No
Uraian
Harga Jual
Harga Beli
Keuntungan per jenis snack
%
1
Produk   Snack A
2.400
1.800
600
33.3
2
              Snack B
2.550
2.100
450
21.4
3
              Snack C
2.600
2.200
400
18.2
           
            Ternyata sumbangan keuntungan tertingi berasal dari produk snack A sebesar 33.3 % sedangkan yang terendah adalah snack C sebesar 18.2 %. Pengetahuan akan besar kecilnya sumbangan per jenis barang berguna utuk merencanakan keuntungan pada masa yang akan datang. Seperti halnya snack A yang menyumbangkan keuntungan terbesar, maka pada tahun yang akan datang penjualannya dapat didorong lebih banyak lagi, sehingga sumbangan keuntungan kepada perusahaan makin besar pula. Sebaliknya produk snack C yang menyumbang keuntungan yang kecil dapat dikurangi penjualannya.
            Yang kita pelajari dari dua tabel perhitungan di atas adalah perencanaan keuangan pada usaha perdagangan, sedangkan perencanaan keuangan pada usaha manufaktur atau pabrik, akan lebih kompleks dan lebih rinci lagi.

Yustinus Mahu,
Konsultan keuangan independent,
Analis Kredit & Pimpinan Salah Satu Bank pemerintah
Sumber: Peluang Usaha

No comments:

Post a Comment

 
;